Senin, 11 Juni 2012

artikel


FILM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
Oleh: Taryaman, S.Pd *
Di era tahun 80-an Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Depdiknas) mengadakan program nonton film bareng  bagi murid-murid dari tingkatan SD sampai SMA. Mereka secara bergiliran (dijadwal) untuk menonton film di bioskop bioskop yang sudah tunjuk. Biasanya yang diputar adalah film-film perjuangan baik sebelum masa kemerdekaan maupun masa setelah kemerdekaan. Salah satu yang pernah penulis nonton pada waktu itu adalah film Penghianatan G 30/S/PKI.  Murid-murid begitu bersemangat dan antusias mengikuti program nonton film bareng ini. Ini pengalaman baru bagi mereka sekaligus merupakan hiburan dan melepas sejenak rutinitas belajar di dalam kelas. Termasuk yang dialami oleh penulis. Ini pertama kali bagi penulis menonton film dalam ruangan bioskop. Penulis masih teringat betul isi dan pesan moral yang ingin di sampaikan dari film Penghianatan G 30/S/PKI tersebut. Karena begitu efektifnya media film ini dalam pendidikan nilai, maka tak salah bila media film bisa dijadikan media pembelajaran di kelas. Media film memiliki keunggulan-keunggulan tersendiri dibandingkan media-media lainnya.
            Film sebagai media pembelajaran bisa dijadikan tontonan sekaligus tuntutan bagi siswa. Film sebagai tontonan karena film bisa dijadikan hiburan bagi mereka, sehingga proses pembelajarannya pun lebih menyenangkan. Mereka lebih antusias dan termotivasi mengikuti proses kegiatan belajar di kelas, sehingga tujuan pembelajaran yang kita harapkan dapat mudah tercapai. Salah satu pengalaman yang dialami oleh penulis ketika menggunakan film sebagai media pembelajaran adalah siswa lebih antusias dan memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Indikatornya adalah mereka lebih tenang dan senang menonton film yang sudah dipersiapkan. Biasanya mereka lebih gaduh dan kurang memperhatikan guru, kalau cuma sekedar menggunakan metode ceramah saja dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Mereka pun hampir selama dua jam pelajaran tidak ada yang ijin ke belakang. Biasanya mereka dengan berbagai alasan berusaha untuk bisa keluar dari kelas atau ijin ke belakang.
            Film juga sebagai tuntunan bagi siswa, karena film memberikan pengaruh  nilai-nilai positif bagi siswa. Salah satu kelebihan film adalah tampilannya berbentuk audio visual dan terdramatisir, sehingga siswa secara emosional larut dalam film yang ditontonannya.  Siswa seakan-akan diajak masuk ke dunia film yang ada. Berbeda kalau media yang ditampilkan dalam bentuk tulisan atau teks book terkadang emosional siswa kurang tereksplorasi. Siswa cuma paham unsur kognitifnya saja sedangkan unsur afektif dan psikomotornya kurang tergali. Media film dalam pembelajaran diharapkan potensi siswa dapat tergali bukan hanya unsur kognitifnya saja, tetapi unsur afektif dan psikomotornya pun tergali. Siswa diharapkan mengambil manfaat dari film yang ditontonnya, baik dari alur ceritanya maupun suri tauladan dari penampilan tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam film tersebut.
Membuat Film sebagai Media Pembelajaran
            Penulis dalam proses pembelajaran kali ini menggunakan program power point. Sebelumnya kita lihat dulu materi (Kompetensi Dasar) yang akan diajarkan. Dari materi (Kompetensi Dasar) tersebut kita mengetahui kira-kira film yang cocok atau mendukung proses pembelajaran nanti. Film yang digunakan penulis adalah dengan cara mengunduh dari you tube dengan menggunakan program youtube downloader. Setelah film-film telah terunduh, kemudian film tersebut dikonventer dalam format window media video (WMV). Tujuan mengkonventer ini adalah supaya film yang sudah ada bisa dimuat (dimasukan) ke dalam program power point yang sudah kita persiapkan. Tak lupa juga kita memberikan keterangan terhadap film-film tersebut, sehingga dari satu film ke filmnya bisa tersambung alur ceritanya.
            Penulis menyajikan power point ke dalam bagian yaitu pembukaan, isi pokok materi dan penutup.
1.    Pembukaan
Pada tahap pembukaan ini penulis menampilkan lagu-lagu rohani atau religius. Maksud dan tujuannya adalah ingin merefresh atau menyegarkan stamina daya konsentrasi belajar siswa setelah menerima pelajaran-pelajaran sebelumnya. Diharapkan setelah mendengarkan lagu rohani, mereka siap menerima materi yang akan kita ajarkan. Tak lupa pula kita memberikan nilai-nilai dari lagu rohani tersebut yang dikaitkan dengan materi yang akan kita ajarkan, termasuk tujuan pembelajaran yang akan mereka terima.
Pada bagian pokok ini penulis menampilkan film-film atau materi-materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada. kita harus memberikan pengarahan terhadap siswa pada film-film yang sedang ditayangkan. Kita pun harus menghentikan slide film tersebut, jika ada penekanan pemahaman terhadap isi materi yang ditayangkan, kemudian melanjutkan penayangan film tersebut jika dirasa murid sudah siap dan mengerti materi yang kita ajarkan. Kita diharapkan mampu merangkai alur cerita dari film-film yang sedangkan ditayangkan.
2.    Penutup
Pada bagian ini penulis memberikan evaluasi sekaligus refleksi terhadap nilai-nilai yang ada dalam film tersebut untuk bisa dijalankan dalam sehari-hari siswa. Sebagai penutup penulis menayangkan film-film singkat mengenai motivasi diri, sehingga lebih memompa semangat siswa untuk bisa berbuat lebih baik lagi.
Penggunaan film sebagai media pembelajaran bisa merupakan perwujudan dari PAIKEM (Pembelajaran Aktif Interaktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan) seperti yang sering kita dengung-dengungkan. Diharapkan proses pembelajaran ini bukan lagi menjadi beban, tetapi menjadi sesuatu yang menyenangkan. Kita sebagai guru pun dituntut untuk tidak gaptek (gagap teknologi), tetapi menjadi guru yang fastek (fasih teknologi). ICT  (Informtion Comunication Technology) mampu mempermudah tugas kita sebagai guru. Dengan ICT pula guru lebih kreatif, efektif dan efesien dalam merencanakan proses pembelajaran di kelas, sehingga harapan kita dan harapan bangsa Indonesia tentang kemajuan pendidikan bisa terwujud.

*Guru/Staf Pengajar SMPN 2 Plered, Cirebon























Tidak ada komentar:

Posting Komentar